Contoh Teks Anekdot
- BIDANG HUKUM
BIKIN
UNDANG-UNDANG
Dodi datang
bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota.
Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu
Allan yang nyopir. Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan
melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu
merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan :
Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya
santai..
Dodi :
Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?!
Allan :
(Meminggirkan mobilnya)
Dodi :
Mengapa meminggir?!
Allan : Mau
menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi :
Mengapa harus meminggir?!
Allan :
(Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang
tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil
menancapkan gas…
Dodi :
Oh…!!!
- BIDANG SOSIAL
Filsafat
untuk Indonesia
Petikan di
bawah ini disarikan dari judul, Animal Syimbolicum 2 - di halaman 27 kitap, “Si
Buta dari Gua Plato dan 99 anekdot filsafat lainnya” terbitan Kanisius.
Bermula dari
kisah seekor mahasiwa yg keracunan “animal symbolicum”/makhluk simbolik
(manusia menurut si filsuf Cassirer) Mahasiswa ini sedang marah-marah, di
Animal Syimbolicum 1 dan lantas meneruskan marah-marahnya kepada negara dg
Studi Kasus pancasila.
“Ketuhanan
Yang Maha Esa simbolnya bintang. Tuhan kita ini memangnya bir atau hotel.
Kemanusiaan disimbolkan dg rantai. Pantas saja kemanusiaan di Negeri ini
dirantai terus. Persatuan mengambil simbol pohon beringin…Dalam tradisi Jawa,
pohon beringin adalah tempat angker…tidak hanya ingin menyatukan manusia
manusia Indonesia, tetapi sekaligus makhluk halusnya.”
Sayang
sekali, tidak diteruskan dengan sila 4 dan 5. Mungkin saya menambahkan dari
versi saya sendiri. Sial, ternyata saya lupa sila 4 apa simbolnya. Googling
deh, hahaha.. Sila lima saya ingat, padi dan kapas.
Rupanya sila
4 adalah Kepala Banteng. Banteng. Matador. Dan ini rujukan saya untuk Tafsir
Simbol pada sila 4 tersebut.
Contoh
Teks Anekdot tentang Pendidikan
SBI: Sekolah Bertarif Internasional
Suatu ketika di sebuah sekolah
negeri "Entah Dimana", seorang ibu guru memberi tahu kepada anak
didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status menjadi sekolah SBI.
"Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak lama lagi Sekolah
kita akan menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Nah, untuk
menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan kalian siapkan? Tanya sang
guru. "Joni, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut ini?" Tanya
guru tersebut lebih lanjut. Dengan sigap si Joni pun menjawab pertanyaan guru
“Belajar bahasa Inggris agar mampu berbicara bahasa Inggris bu" jawab
joni.
"Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?" tanya guru kepada Jono
"Harus siapkan uang, Pak” Jawab Jono
"Lho kok uang?" Tanya guru lebih lanjut
"Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini itu" Jelas Jono lebih lanjut.
"Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf internasional artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri" Sang guru melanjutkan penjelasannya.
"Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional." Jono juga melanjutkan pejelasannya.
"Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?" tanya guru kepada Jono
"Harus siapkan uang, Pak” Jawab Jono
"Lho kok uang?" Tanya guru lebih lanjut
"Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini itu" Jelas Jono lebih lanjut.
"Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf internasional artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri" Sang guru melanjutkan penjelasannya.
"Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional." Jono juga melanjutkan pejelasannya.
Di bidang lingkungan
sosial
Suatu
hari, empat orang (bukan orang deng tapi hewan) sekawan sedang berjalan jalan
kesebuah sudut hutan. mereka adalah Ayam rimba, kelinci, rusa dan babi.
penasaran dengan keadan sebrang, mereka berniat ingin pergi kesana. tapi
masalahnya mereka harus menyebrang sungai yang dihuni oleh buaya buas dan jelek.
tapi semua resiko akan diambil oleh mereka demi membayar penasaran mereka
termasuk nyawa sekalipun. mereka setuju dan dilakukan lah undian. nah ternyata
yang mendapat giliran pertama adalah rusa, kelinci, babi dan ayam.
nah ketika si rusa lewat, waw langsung saja diterkam oleh buaya. kemudian saat kelinci juga lewat, langsung saja jadi sasaran empuk si buaya . nah pas saat babi lewat, sibuaya malah muncul.
buaya: maaf silahkan lewat, saya menganut aliran tertentu. dan melarang memakan bahkan melihat anda saja. jadi lewat saja………………………lagian saya sudah kenyang.
Babi: tapi kan saya binatang juga..kok nggak dimakan!
buaya: kok anda ngotot….dah sana..pergi lumayan kan anda selamat.
babi: ah nggak…kenapa saya harus dideskriminasi? saya juga kepengen seperti yang lain disamakan.
buaya: terserah!!!!!!!!!!!!!!
babi: (pergi dengan hati yang sedih)
nah sejak saat itulah, setiap binatang pemburu tak pernah memburu babi dan babi diblacklist akibat sang buaya. sang buaya sebagai king of pemangsa saja tak mau memangsanya apalagi yang lain dalam pikiran mereka.
Cerita menjelang Idul Adha :
SAPI dan KAMBING terlihat murung dan sedih..
BABI ketawa dengan pongahnya sambil berkata “UNTUNG AKU HARAM……HAHAHAHAHA……”
BEBEK tersenyum dan berbisik kepada AYAM ” ……Belum Tau Dia…… sebentar lagi NATAL…..
nah ketika si rusa lewat, waw langsung saja diterkam oleh buaya. kemudian saat kelinci juga lewat, langsung saja jadi sasaran empuk si buaya . nah pas saat babi lewat, sibuaya malah muncul.
buaya: maaf silahkan lewat, saya menganut aliran tertentu. dan melarang memakan bahkan melihat anda saja. jadi lewat saja………………………lagian saya sudah kenyang.
Babi: tapi kan saya binatang juga..kok nggak dimakan!
buaya: kok anda ngotot….dah sana..pergi lumayan kan anda selamat.
babi: ah nggak…kenapa saya harus dideskriminasi? saya juga kepengen seperti yang lain disamakan.
buaya: terserah!!!!!!!!!!!!!!
babi: (pergi dengan hati yang sedih)
nah sejak saat itulah, setiap binatang pemburu tak pernah memburu babi dan babi diblacklist akibat sang buaya. sang buaya sebagai king of pemangsa saja tak mau memangsanya apalagi yang lain dalam pikiran mereka.
Cerita menjelang Idul Adha :
SAPI dan KAMBING terlihat murung dan sedih..
BABI ketawa dengan pongahnya sambil berkata “UNTUNG AKU HARAM……HAHAHAHAHA……”
BEBEK tersenyum dan berbisik kepada AYAM ” ……Belum Tau Dia…… sebentar lagi NATAL…..
0 komentar:
Posting Komentar